dimana kita memasuki
ruang-ruang yang dipenuhi cahaya
meski dunia dilanda
gelap-gulita
ini bukan tentang mimpi atau sulap
tapi ini tentang cinta, tempat kembali bagi jiwa
tempat tak selalu mampu mengikat seseorang
meski ia memberi banyak kenangan
karena keterikatan itu, bukan soal geografik
tempat bagi jiwa, ibarat semesta dalam miniatur dunia
yang merangkum seluruh daya magis
mencunci segala luka dengan usapan lembut
ia bagai penghitung waktu raksasa
yang sanggup ’menghentikan’ dunia
lupakan sejenak yang terjadi di luar sana
mungkin hinaan? kegagalan?
semua luruh dalam kasihnya
ada saat, kita hanya butuh satu dari sekian juta manusia
sebagai tempat kembali
sebagai tempat kembali
adiyasa, 29 Maret 2014 [untuk sahabatku, Rin]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar