Jakarta, 8-19 Januari 2018
Yayasan Pantau kembali membuka kelas baru selama dua minggu. Kursus diadakan setiap hari Senin, Rabu, Jumat, mulai 8 – 19 Januari 2018. Setiap hari diadakan dua sesi –pukul 10-12 dan pukul 13-15.
Ini tahun ke 17, Janet Steele dan Andreas Harsono mengampu sebuah kelas di Yayasan Pantau soal menulis panjang. Mereka mengikuti gerakan Tom Wolfe yang menggabungkan disiplin jurnalisme, riset akademis dan daya pikat sastra. Genre ini mensyaratkan liputan mendalam namun memikat.
Menurut Nieman Reports, sejak 1980an, suratkabar di Amerika banyak memakai elemennya ketika kecepatan televise membuat suratkabar tampil denganl aporan mendalam. Kini dotcom pun, termasuk New York Times dan The New Yorker, masuk ke format penulisan panjang dengan website berbayar.
Peserta adalah orang yang biasa menulis, wartawan, aktivis organisasi nirlaba, akademisi, dan terutama orang yang hendak menulis panjang.
Sudah ratusan alumni sejak 17 tahun lalu kursus ini diadakan. Selain peserta di Jakarta, peserta juga datang dari berbagai daerah, seperti Kupang, Pontianak, Surabaya, Ende, Papua, Gorontalo, bahkan Malaysia. Kini sudah banyak yang membuat buku, menjadi editor.
Endy Bayuni Chief editor of The Jakarta Post, Goenawan Mohamad editor Majalah Tempo, Amarzan Loebis wartawan senior Majalah Tempo, Donald K. Emmerson direktur Southeast Asia Forum (SEAF) Stanford University, Maria Hartiningsih wartawan senior Harian Kompas, Putu Oka Sukanta Penulis, Ayu Utami novelis dan aktivis, Arswendo Atmowiloto penulis dan wartawan yang aktif di berbagai majalah dan memproduksi sejumlah sinetron dan film, dan banyak penulis penulis lainnya yang mengisi di kelas menulis Pantau. Peserta terbatas, hanya 18 orang. Biaya Rp 3.5 juta, sudah termasuk coffee break, makan siang dan sertifikat.
INSTRUKTUR
Janet Steele dari George Washington University, spesialisasi sejarah media, mengajar mata kuliah narrative journalism. Menulis buku The Sun Shines for All: Journalism and Ideology in the Life of Charles A. Dana, Wars Within: The Story of Tempo, an Independent Magazine in Soeharto’s Indonesia, Email dari Amerika, serta Mediating Islam: Cosmopolitan Journalisms in Muslim Southeast Asia.
Andreas Harsono dari Human Rights Watch, salah satu pendiri Aliansi Jurnalis Independen, Institut Studi Arus Informasi, South East Asia Press Alliance serta Yayasan Pantau, anggota International Consortium of Investigative Journalists, mendapatkan Nieman Fellowship di Universitas Harvard. Menyunting buku Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat. Menulis antologi "Agama"
Saya Adalah Jurnalisme.
Andreas Harsono dari Human Rights Watch, salah satu pendiri Aliansi Jurnalis Independen, Institut Studi Arus Informasi, South East Asia Press Alliance serta Yayasan Pantau, anggota International Consortium of Investigative Journalists, mendapatkan Nieman Fellowship di Universitas Harvard. Menyunting buku Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat. Menulis antologi "Agama"
Saya Adalah Jurnalisme.
Fahri Salam dari Tirto akan jadi pembicara tamu. Dia salah satu redaktur paling menarik di Jakarta belakangan ini, pernah bekerja buat Yayasan Pantau dan Pindai, ikut menulis buku Adat Berdaulat: Melawan Serbuan Kapitalisme di Aceh. Dia biasa menulis laporan panjang.
PENDAFTARAN
Estu R. Fanani
Mobile 0818-177-136
stufanani@gmail.com
Dian Nur Afniati Fannellisy
Mobile 0895-2119-2526
Email dian.naf.dn@gmail.com
Siti Nurrofiqoh
Mobile 081315567767 Yayasan Pantau
Jl. Raya Kebayoran Lama, Jakarta 12220
Tel. 021-7221031
www.pantau.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar