Jumat, 23 Oktober 2009

Selamat Pagi

Oleh Fiqoh

Matahari sudah tinggi. Pagi sudah terlewati. Berbatang-batang rokok tinggal menyisakan puntungnya. Kaleng bir berserakan, isinya tertuang tanpa sisa.

Selamat pagi. Kuucap dari sini. Meski ini terlambat. Aku tetap mengucapkannya untukmu. Tak harus melalui sms. Atau email. Atau bertelpon. Semoga kau tahu.

Selamat pagi. Sekali lagi kuingin mengulangnya untukmu. Tapi dari sini. Dari hatiku saja. Biarlah ia tak lagi terdengar, tapi cukup dirasa. Semoga.

Kau bilang rasa itu tetap akan bersama kita. Meski ia tak hadirkan raga. Abstrak.

Tapi bagiku, itu disebut kehilangan. Karena kau pernah ada dan kusentuh. Aku kehilanganmu. Jejaknya meningalkan luka.

Yang abstrak itu, sejak semula memang tak tergambarkan; bukan tentangmu. Kamu yang pernah bergumul denganku. Menempati sisi ruang di hatiku. Ruang yang kini kau tinggalkan. Kosong. Hampa. Menyesakkan.

Segalanya berubah seketika.

Sikapku, menurut teman-teman dekatku tak seperti biasanya
Makanku, kehilangan selera
Syarafku, entah kenapa selalu membuatku terjaga
Meski mataku perih, ia tetap saja terbuka

Tapi, aku tak menangis
Mungkin telah kering dari sumbernya.
Sekering jiwaku, jiwa yang telah bergeser dari tempatnya semula
Mungkin, ini yang disebut trauma

Tadinya kupikir, tak sama. Antara kau dan dia. Tadinya kupikir, tak sama antara kau dan mereka. Tapi, mungkin itulah manusia. Semua datang dan pergi dengan alasannya.

Januari aku terluka
Tiga bulan kemudian kau membalutnya
Kau bawa aku ke dunia yang lain, penuh semerbak bunga-bunga
April yang indah
Mei, kau bawa aku bermimpi
Juni, kau melambungkan aku tinggi
Juli, kau tinggalkan aku di sini
Dan aku tak tahu jalan kembali
Aku masih mengawang, kau sudah memijak bumi
Dari sana, kau sentakkan aku untuk bangun dan melihat dari ketinggian, dimana aku harus meluncur ke titik nadirku.

Kosong. Putih.

Lepaslah. Mungkin kau akan kembali putih tanpaku. Namun aku belum tentu.

Tapi, aku mengerti. Setiap manusia, punya prinsipnya sendiri. Tempuhlah jalanmu. Aku juga akan menempuh jalanku.


14 Juli 2009

Tidak ada komentar: