Kamis, 22 September 2011

Cermin

oleh fiqoh

Ada yang berkesimpulan bahasa adalah cermin kepribadian. Hingga apa yang tertata kita anggap itulah yang terbaik.

Tapi...

”Lo”, “Gue”, “Anjrit!” terkadang lebih lugas dan jujur – apa yang dikatakan, apa yang dilakukan. Yang selalu ditata, kadang bukan apa adanya, kadang ada rekayasa (contohnya saat aku menulis ini, hehe).

Makanya, kita sering mendapati pembicaraan dan kata-kata yang terlalu banyak menjadi tanpa makna. Salah satunya ya pidato-pidato pejabat gitu lho…kerjanya saling memuji dan memuja.

Dan di sekitarku, aku sering melihat dan sering membuktikan juga. Sebuah komitmen yang bahkan bertaruh nyawa hanya dibangun melalui toast dua telapak tangan dan ucapan, “Beres coy!”

Janji esok datang, dia datang. Berkata akan pergi, dia pergi. Mereka pergi.

Kita tak perlu terjebak pada aturan main berbahasa yang baik dan benar. Hingga tanpa disadari kita bagai hakim di luar pengadilan, menguliti pribadi-pribadi hanya karena kemasan yang tak rapi.

Sampai kapanpun, cermin hanya bisa memantulkan benda. Bukan pribadi, bukan jiwa. Cermin kepribadian bukan bahasa, tapi perbuatan.

Terlalu dangkal dan sembrono mengukur pribadi dari kata-kata. Karena banyak indikasi-indikasi yang lainnya. Dan bahasa bukan satu-satunya. Tentu ini terkait dengan apa yang kita sebut sebagai "kepribadian" yang identik dengan kebaikan. Untuk konteks ksuksesan, itu soal lain, dimana kiat-kiat dan berbabagai kecapakan sangat kita perlukan.

Makanya, belajar itu wajib... :)

(Tulisan ini terinspriasi oleh orang-orang yang selama ini kita anggap urakan, atau kita sebut preman -- freeman).

Jakarta, 22 Sept 2011

2 komentar:

bayu probo mengatakan...

Bukannya tidak ada "berbahasa yang baik dan benar?" yang ada "berbahasa yang bisa dipahami"? Standar yang benar dan baik kan tidak ada? pakah grammarnya atau diksinya?

Asal si penerima komunikasi memahami yang kita bicarakan, itu sudah lebih dari cukup.

Eh, jangan-jangan tulisanku juga tidak dapat dipahami ya?

sitinurrofiqoh mengatakan...

Itu, maksudnya -- bahasa yang bisa dipahami sesuai tempat, keadaan, budaya, dll :)