Selasa, 02 Agustus 2011

Kesetaraan Gender

Di depan rumahku selalu runtang-runtung sepasang ayam jantan dan betina. Si jantan sibuk dengan dirinya, membersihkan bulu-bulu, mengatur bahasa tubuh, sambil mencari-cari kesempatan untuk menunggangi si betina.

Si betina selalu menghindar sambil kakinya terus mencakar-cakar. Gundukan tanah, tumpukan sampah, gumpalan rumput, dan celah-celah bebatuan ia sibakkan. Titik-titik putih menyembul seriring perginya rombongan semut meninggalkan telor-telornya. Dan si betina bersuara krak-kruk...krak-kruk... memanggil anak-anaknya.

Satu demi satu diperhatikannya untuk memastikan semua kebagian jatah. Dan si jantan sibuk menelan butir-butir nasi yang dibuang si pemilik rumah.

Jika ada emansipasi demi kesetaraan atas keduanya, kesetaraan tak akan pernah bisa menggantikan peran, naluri dan fungsi satu sama lain. Salah satunya fungsi reproduksi, fungsi merawat generasi, yang dikutip dari Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902 dalam buku “Kartini Mati Dibunuh”, menyiratkan bahwa: pentingnya kesetaraan pendidikan anak perempuan, agar kaum perempuan lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.


Jkt 20 Juli 2011

Tidak ada komentar: